Kamis, 19 November 2009

Semua Bisa Sukses


Siapa pun didunia ini menginginkan kesuksesan, baik kesuksesan  dalam karir, belajar, finansial, bisnis dan lain-lain. Angan-angan tersebut adalah wajar sebagai manusia normal. Namun perrsoalannya sering menjadi masalah yaitu bilamana seseorang tersebut gagal dalam meraih kesuksesan tersebut. Kesuksesan yang dicita-citakan tidak kesampain terbentur halangan-halangan dan hambatan yang memang sering mengganjal setiap langkah yang ingin mencapainya.


Ketika kita melihat di sekitar kita, sukses tersebut tidak semua orang dapat mencapai. Ingat, sukses tersebut bukan karena faktor keberuntungan semata. Mungkin hanya 20% saja masuk kategori keberuntungan, namun sisa nya memang dari hasil jerih payah dan kerja keras. Setiap orang garis tangan atau nasib hidupnya memang berbeda-beda. Dari hal tersebut menandakan rejeki dan keberuntungan setiap orang berbeda.

Alangkah bahagianya kalau semua orang didunia ini sukses sesuai dengan yang mereka harapkan. Tentu dunia ini tidak lagi diliputi kesedihan akan kegagalan-kegagalan setiap insan manusia yang pernah dilalui. Namun ternyata Tuhan Yang Esa mungkin berkehendak lain. Kalo hal tersebut terjadi, saya kira, hukum keseimbangan akan tidak terjadi. Ada kaya, ada miskin,  ada susah ada senang,  ada bahagia ada sedih, ada sukses ada kegagalan. Semua manusia terlahir memiliki pengetahuan dan cara fikir yang berbeda-beda. Dari perbedaan tersebut tentu menimbulkan berbagai macam pendapat. Nah, perlu logika yang tepat dalam menilai pendapat tersebut. Begitu juga kesuksesan. Masing-masing orang menggunakan dan mempunyai metode sendiri dalam meraih kesuksesan. Seperti saya sendiri, walaupun sudah menyandang predikat Sarjana, tidak akan pernah berhenti untuk belajar, belajar, dan belajar lagi. Hal-hal baru memang sering ditemui. Justru dengan sering banyak belajar hal-hal yang positif, maka kita akan berada dalam hawa positif juga. Yang tentu akan memberikan kesejukan di lingkungan kita.

Semua orang, marilah kita bangkitkan diri, walaupun terkadang kata-kata tersebut sudah bosan didengar dan diucapakn namun, tidak ada salahnya kita bangkitkan diri menuju sesuatu yang lebih baik. Ketika kita berada dalam posisi sukses, saya kira hal lain pun akan mendekat. Karier yang sudah berlangsung dengan mantap, usaha lancar, maka mungkin kita akan dilirik oleh lawan jenis yang ujung-ujungnya nanti adalah mempunyai pendamping hidup. Seperti hal yang memang saya dambakan selama ini. Nah, akibat sukses itu luar biasa. Untuk itu mari bersama-sama kita sukses dan bahagiakan diri menuju hari yang lebih baik.
Semoga.


Senin, 16 November 2009

Kesuksesan Yang Terdunda


Menunda-nunda apaapun itu adalah tidak baik. Hal yang sepele misalnya : Bayangkan kalau kita akan berangkat ke Jakarta jam 4 waktu setempat. Dalam hal ini kita tidak mungkin menunda keberangkatan pesawat tersebut, kecuali kita menunda pemakain tiket dan mengkormimasi dengan bagian tiket. Mungkin makna sederhana dari contoh tersebut adalah, adanya kebiasaan menunda sesuatu itu wajar, asalkan memang dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Bagaimana kalo menunda sukses?.

Memang dalam meraih kesuksesan, bagian yang disebut menunda-nunda banyak kemungkinan penyebabnya.
Para ahli psikologi seolah berlomba menemukan sebab mengapa kita sering menunda-nunda. Dari kajian terhadap struktur otak ternyata tidak ditemukan adanya ‘jembatan’ yang menghubungkan antara apa yang kita rencanakan dan apa yang akan kita laksanakan. Agar kita tidak menunda-nunda, buat sarana pengingat yang membantu kita. Contoh, agar kita bisa bangun malam jam 2, pasang jam beker (atau weker). Jika pakai satu tidak bangun, pakai dua beker.

 Kebiasaan menunda mungkin banyak terjadi pada kita. Kesempatan yang datang kita lewatkan, kita mengira besok akan ada kesempatan yang lebih bagus lagi. Begitu seterusnya setiap ada kesempatan kita lewatkan. Akhirnya kita tidak akan pernah mengambil satupun peluang, kita tidak melakukan apapun, sampai akhirnya kita menyadari telah begitu banyak membuang kesempatan.

Kebanyakan penyebab dari kegagalan adalah karena kebiasaan menunda.  Jadi, jangan pernah menunda jika bisa kita lakukan saat ini juga, walau hanya 1 hari.